Minggu, 28 Oktober 2012

Sok Hok Gie dan Sondang Hutagalung dalam benak saya...


Sore itu,setelah selesaikan novel Sok Hok Gie.(hasil rampasan dari si fery).banyak hal yang menggantung dibenak saya.Perasaan senang,  kagum, terpukau, bahagia, marah, sedih, kecewa semuanya bercampur menjadi satu. entahlah, luapan emosi sesaat atau efek dari alur novel yang secara gak langsung membentuk perasaan-perasaan itu..

Sok hok gie seorang pemuda yang lahir pada 17 desember di tahun 1942.. dan diusianya yang hampir memasuki angka 27 tahun(kurang sehari),harus pergi untuk selamanya bersama teman atau ‘adik’ sesama pecinta alam Idhan Dhanvantari Lubis dipuncak tertinggi pulau jawa..
ya..di puncak gunung semeru...mahameru..
Banyak pelajaran yang saya dapati dari senior kita ini, sebagai tokoh yang hidup pada zaman orde lama,dia tampil menjadi sosok pemuda yang idealis dan berbeda. vokal dalam menyuarakan keadilan, berani, apa adanya, independen (walau kadang gamang), kritis terhadap kebijakan aparatur negara yang lebih mengutamakan kekuasaan dari pada kesejahteraan rakyat, sekaligus takut jika suatu saat nanti diculik dibuat cacat,sehingga ia tak berdaya dan menjadi beban sahabat dan keluarganya..tulisan-tulisan yang dia buat dalam bentuk artikel banyak mendapatkan tempat di beberapa koran ternama ibukota.sebagai mahasiswa sastra,Gie selalu pandai memainkan bahasa dengan pemikiran yang gak sama.sebagai pemuda yang berusia 26 tahun.pengetahuan dan cara kerja otaknya bagi saya jauh diatas rata-rata pemuda seusianya.
Itulah sok hok gie.dia tidak berjuang sendiri,tapi dialah pelopor. aksi demo besar-besaran di depan gedung DPR. membentuk organisasi-organisasi mahasiswa,sebagai wadah aspirasi kaum muda yang berjiwa pejuang. jadi,gak salah kalo nama dan sosok sok hok gie begitu akrab dan terkenal dikalangan pejabat pemerintah. bahkan pejabat sekelas menteri,seperti soemitro djojohadikusumo yang saat itu menjabat sebagai menteri perdagangan dan frans seda selaku menteri perhubungan adalah karibnya Gie.
Selama ini yang saya tahu tentang hok gie, hanyalah seorang pemuda keturunan chines(dari namanya sudah jelas),seorang aktifis kampus yang sangat mencintai alam dan naik gunung adalah hobynya…dari hobynya itu akhirnya saya mengenal dia,karena memang kita memiliki hoby yang sama,,bahkan saat mendaki ke puncak semeru medio juni kemarin,,monument sok hok gie,,tertata rapi diantara pasir dan bebatuan  di ketinggian 3.676 meter dari permukaan air laut.
sebatas itu yang saya tahu tentang dia, gak ada yang lebih,,bahkan tidak ada dedikasi tersendiri tentang dia,,selain pendaki pertama yang meninggal di puncak mahameru..
thats it….


Saat pertama kali membuka buku ini dan membaca pesan dan kesan dari orang –orang yang ada di sekitar sok hok gie saat itu,,,naluri saya langsung mengisyaratkan kalo dia bukan manusia biasa. dia gak sama,dia istimewa,dia berbeda dari kebanyakan mereka yang berdiri atas nama pemuda…semakin tertarik saya untuk mengetahui gie lebih mendalam….dari setiap halaman saya seperti dibawa memasuki sudut pandangnya si gie,,bahkan tanpa saya sadari,saya pun ikut tergerus dengan pola pikir dan pesona dari seorang  ‘kantong nasi’…
Jika akhirnya seseorang merasa menjadi tokoh utama dalam sebuah cerpen,novel,atau film yang sedang dia nikmati, itu artinya si pembuat cerita telah berhasil dengan karyanya..
dia berhasil..ya dia telah berhasil.
Hal yang sama, saya temukan dengan novel ini..emosi saya pun ikut terbawa arus dari alur hidup si sok hok gie..pemuda yang sangat tidak suka dengan tembakau apalagi asap rokok.
Bahkan bukan saja terbawa, tapi sedikit timbul ketakutan dalam diri saya ketika menatap buku ini dalam diam dan melihat sosok hitam putih dalam cover  berwarna merah dengan tatapan kosong kesamping kiri..
auranya itu mengena banget…
Entah disebut apa perasaan saya ini, tapi efek paranoid yang ditimbulkan cukup mengganggu hidup saya hampir seminggu ini. disatu sisi hok gie mengajarkan saya untuk berani,bernyali,jangan takut untuk berkata jujur, idealis, moralis,konseptual,penantang dan peka terhadap lingkungan. tapi disisi lain,saya rasa its not me…ini bukan saya, saya bukan tipe manusia pembangkang. saya tergolong orang yang live on rules. gak bisa berbuat nekad,kadang nyeleneh,,suka ketawa dan diketawain orang,mendesak apalagi mempengaruhi banyak orang untuk hidup dengan cara pikir saya….
Sekali lagi its not me..
Kedua hal ini bergantian mengganggu  jalan pikiran saya, terserah orang menganggapnya berlebihan,tapi seperti itulah efek dan ketakutan yang saya rasakan Saat melahap barisan kertas setebal 512 halaman ini..dan satu hal yang mungkin membuat saya akhirnya ketawa dan lucu sendiri saat membaca pengakuan dari sobat-sobat dan rekan dekatnya gie,,bahwa dia juga manusia biasa,pernah patah hati, pernah sakit hati,,pernah galau, bahagia oleh cinta, bertindak koplak bareng teman-temannya, pandai menghidupkan suasana dengan lucunya dan suka becanda yang menyerempet ke urusan bawah perut..hahahahahaaaa…..
curahan hati dari beberapa gadis yang sempat dekat dengannya adalah ulasan lain yang gak kalah kerennya, masalah perang dingin antara gie dan kakaknya arief budiman yang berawal dari monyet tua peliharaan si gie tapi lebih banyak di urus dan dirawat oleh arief, menjadikan saya lebih memahami seperti apa sosok hok gie sebagai manusia biasa..namun apapun bentuk alur kehidupannya,dia adalah motivator sekaligus pendengar dan orang yang memiliki loyalitas tinggi terhadap sahabat..sok hok gie sepertinya tak punya banyak waktu untuk dirinya sendiri,walau kadang dia lelah berbaik hati pada banyak orang..seperti yang dia ungkapkan dalam catatan hariannya ‘
Saya berpikir –pikir mengapa saya harus selalu menjadi orang baik,sometimes I just want to be myself,,,saya tak mau peduli dengan basa-basi,saya pikir sekali-kali orang juga harus mengerti perasaan saya..mengapa harus selalu saya?
TapI hok gie ta pernah berhenti menjadi Hok Gie(hal 182)..
Sok hok gie memang luar biasa(sekali lagi)..kutipan artikel-artikel dan puisi yang dikirim kepada beberapa surat kabar dan temannya pada masa itu dirasa cukup berani,,bahkan sangat berani,,setiap statement untuk tokoh serta instansi yang dia sebut,diutarakan dengan blak-blakan,,apa adanya,,keluhan-keluhan dari teman dan orang-orang dekat yang kuatir akan keselamatan atas keberanian yang ditunjukkan gie tak pernah dia gubris,,bukan berarti dia menutup mata,,dia tetap tampil frontal mengkritik pemerintah dibawah pimpinan bung karno,,bahkan aksi –aksi yang dia tunjukkan semakin menjadi-jadi,apalagi menghadapi ketidakadilan atau merasa diperlakukan tidak adil..
Nasehat dari wanita yang sangat dia hormatipun kadang tidak dia hiraukan..ibunya sering kali mengingatkan si gie untuk berhenti dengan semua, ini..
‘Gie buat apa sih kritik-kritik orang ,kamu Cuma cari musuh aja,,,
Hok gie cuman menjawab’ aah,mama enggak ngerti(hal 214)..
Sesingkat itu jawaban yang diberikan seorang anak ke ibunya demi perjuangan yang besar untuk Negara ini..dan untuk mengurangi kekuatiran dan demi keselamatan keluarganya ,hok gie pernah menyarankan  untuk jangan mengakui di sebagai anak atau jika suatu saat nanti dia tertangkap, ngaku saja kalo mereka bukan orang tuanya…
Pertanyaannya,,ada tidak orang tua yang sanggup melakukan itu?
Itulah sok hok gie,dia anak muda yang menantang kesewenang-wenangan,dia juga pecinta alam,dan dia orang yang tidak pernah letih untuk belajar,,tidak pernah berhenti untuk membaca,diskusi dan menulis…satu hal lagi yang saya rasakan dari buku ini dia adalah perenung(gak jauh beda dengan saya)..


salah satu kalimatnya yang takkan pernah saya lupakan adalah’
lebih baik diasingkan dari pada menyerah terhadap  kemunafikan….intinya jangan takut untuk dibenci orang lain untuk sebuah hal yang benar,,dan kita juga tidak selamanya disukai oleh semua orang..ingatkan saya…..
Dia aktivis yang tidak hanya trampil bergerak,tapi sering mengambil jarak,,memikirkan kembali apa yang sudah dia lakukan ,mengolah kembali pengalamannya.
dan saya rasa kenapa sampai dia begitu cinta dengan alam dan kegiatan naik gunung, Karena hanya dari alam saja kita temukan kedamaian yang sejati.dari alam kita belajar untuk mensyukuri hidup,belajar lebih dekat dengan sang pencipta….
Imajinasi saya kemudian melambung pada kehidupan jaman sekarang,,,,melihat keadaan negeri kita yang hampir terpuruk, meski terkenal sebagai Negara berkembang,,,kejahatan nasional yang terjadi semakin kompleks dan beragam,,dan keadilan itu seperti hanya dimiliki oleh mereka yang punya kekuasaan,harta dan tahta..
Gimana kalo sok hok gie hidup pada zaman ini,,di era demokrasi dan bukan orde lama atau orde baru,,,dimana kebebasan untuk bersuara adalah milik semua orang,,,tanpa batasan….tindakan apa yang akan dilakukan saat melihat kondisi bangsa seperti ini,,aksi dan reaksi,,seperti apa yang akan dia tunjukkan….
apakah dia tetap bersikap idealis atau apatis???
(pertanyaan yang tepat)..
mungkinkah dia akan bergabung dengan beberapa ormas yang menitik beratkan pada keadilan,,bergabung dengan komisi pemberantasan korupsi(kpk) atau membentuk organisasi baru dengan mahasiswa  dan pelajar adalah kadernya…???
atau diam tanpa tindakan???
Aksi protes yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai masa depan bangsa,,tidak jauh berbeda dengan aksi yang dilakukan oleh mereka di jaman dulu,,bahkan tindakan dari mereka yang sekarang terlihat lebih berani dan ekstrim,,tidak jarang area yang mereka gunakan setiap haripun tidak luput dari luapan kekecewaan mereka,,,,setiap tindakan selalu di warnai dengan aksi anarkis,,semua akan mencapai klimaks saat keadilan dan kejujuruan dirasa hanya didalam angan…
Bagaimana reaksi hok gie saat melihat ini semua,,apakah dia bangga dengan tindakan mereka atau sebaliknya???
apakah dia akan mendukung atau menjadi kubuh yang menentang keras tindakan fisik itu….
tapi apakah dia juga akan menutup mata saat kejahatan yang dilakukan di negeri ini semakin luar biasa…
Mereka yang mengaku sebagai pelaku kesejahteraan rakyat bagai duri dalam daging…menikam secara perlahan..dan menggorogoti Negara dengan cara yang elegan…..hal yang sangat dibenci oleh sok hok gie…..dulu dia hanya mengenal dua presiden saja..tapi setelah itu, dalam jangka waktu yang singkat telah terjadi pergantian presiden hingga empat kali,,terhitung dari bj habibie,,berpindah ke gus dur,kemudian megawati sukarno putri dan yang terakhir dan masih memimpin sampai saat ini susilo bambang yudhoyono pergantian pemimpin Negara itu datang silih berganti..otomatis dengan kebijakan pemerintahan yang berbeda pula..bagaimana dia menyikapi itu???
Semua hanya bisa menerka-nerka,,tanpa ada jawaban yang pasti.. dan yang memiliki raga telah berpulang pada penciptannya,sosok sok hok gie telah pergi diusianya yang masih muda(kenapa orang baik selalu pergi begitu cepat)..
lalu bagaimana dengan kita,,masih adakah yang yang berjiwa patriotis setara dengan beliau,,banyak yang mengelu-elukan tentang keadilan tapi tidak sedikit yang hanya di mulut saja,,adakah yang berani menembus barekade pertahanan dan langsung mendapat akses bicara empat mata dengan presiden kita..
Jawabannya belum ada…..
Dan saya coba memutar otak dan mencari-cari mereka yang dapat disandingkan dengan sok hok gie,,,


Di ujung keputus asaan itu saya menemukan sondangsondang hutagalung nama lengkapnya…
Jika ada yang tidak tahu siapa itu sondang,,dia adalah seorang aktifis mahasiswa…seseorang yang nekad melakukan aksi bakar diri didepan istana Negara pada tanggal 7 desember 2011 dan sempat dirawat selama beberapa hari,namun karena luka bakar yang hampir 98 persen,,sondang pun meninggal dunia….banyak pihak yang menyesalkan tindakan yang dilakukan olehnya…kenapa harus dengan bakar diri,,kenapa bertindak konyol seperti itu,,kenapa tidak dengan tindakan yang lebih baik dari membakar diri dan membuat susah banyak orang terutama keluarga,saudara,,kerabat dan teman-temannya sesama aktifis…Tanya kenapa….dan selalu kenapa……
Pernahkah mereka berpikir seperti apa  kegelisahan hati seorang
sondang hutagalung….….perjuangan nya selama ini seperti tak ada hasilnya sama-sekali..pemuda berusia 22 tahun yang sangat peduli akan hak asasi manusia,,,selalu berusaha tampil total dalam setiap aksinya…..sebagai penggiat organisasi kemahasiswaan di universitas bung karno sosok sondang cukup dikenal dan dicintai oleh semua orang ,namun tidak semua orang mengerti  dengan keputusannya..beberapa teman aktifitis, sambil berurai air mata mengemukakan kekecewaan terhadap sahabat yang mereka sayangi,,,kenapa loe harus pergi dengan cara kayak gini, kalo ada masalah ceritain ke kita,,kita bisa sama-sama hadapinya, dan loe tahu selama ini kita berjuang bareng-bareng,neriakkin keadilan di negeri ini,,tapi sekarang apa…loe bahkan gak berkata apa-apa,, loe pergi dengan tiba-tiba..
kehilangan dan sedih sudah pasti,, dan semburat kekecewaan dari wajah-wajah para penggiat hak asasi manusia….
Ditengah kontroversi tentang pilihan yang di ambil oleh sondang dalam melakukan protes terhadap rezim…saya rasa ini adalah sebuah puncak dari keputusasaan dan kekecewaan yang  tidak bisa di bendung lagi…..
Setiap orang pernah mengalami kekecewaan dan putus asa,tapi kadar untuk menghandlenya itu berbeda,,,sama seperti sondang,,sok hok gie juga pernah sampai pada titik ini,,dari kutipan yang disampaikan oleh arief budiman kakaknya tentang curahan hati GIE,,,
Saya berpikir,apa gunanya semua yang saya lakukan?saya menulis, melakukan kritik. Makin lama,makin banyak musuh saya dan makin sedikit orang yang mengerti saya..dan kritik-kritik saya tidak mengubah keadaan..jadi, apa yang sebenarnya saya lakukan??saya ingin menolong rakyat kecil yang tertindas.tapi kalau keadaan tidak berubah,,apa gunanya kritik-kritik saya?
Apa ini bukan semacam onani konyol?
Kadang saya merasa sungguh-sungguh kesepian……
(hal 297)…
Dan untuk melepaskan semua kegelisahan dan tekanan akan ‘tindakan konyol’yang berefek pada kebencian pada diri sendiri..gunung adalah tempat yang tepat untuk menyepi..merasakan kedamaian dari Neraka bumi yang terlahir dari mereka yang tidak berhati…sok hok gie menemukan semua itu disana,,,di hutan di puncak gunung dialam bebas..
Dan sondang melampiaskannnya dengan cara yang lebih ekstrim,,ketika dia merasakan semua yang sudah dilakukan seperti tidak menghasilkan apa-apa..membentur tembok tinggi dan tetap gagu membisu..
Sondang menghentakkan public dengan keberaniannya mengorbankan nyawa.seorang sondang mahasiswa hukum,sebagai revolusioner ia merasakan kegundahan luar biasa.berbagai jalan telah ditempuh,termasuk kematian untuk perubahan,,sondang telah memilih perjuangannya untuk perubahan bangsa ini.tanpa melibatkan orang lain ,,bahkan menutupnya rapat-rapat tentang aksi bakar dirinya terhadap siapapun…


Dan kini keduanya telah pergi..anak –anak kebanggaan keluarga itu telah bertemu dengan sang pecipta dengan caranya masing-masing,,pejuang-pejuang muda yang hidup pada era yang berbeda itu telah menitipkan pesan kepada kita selaku generasi muda untuk tidak berhenti sampai disini..perjuangan itu harus dilanjutkan…negara ini milik kita,,dan hanya kita yang bisa merubahnya dan mengantarnya kepuncak kedamaian…
 Kedua tokoh itu telah mengajarkan tentang arti nasionalis yang sebenarnya,,
banyak tindakan yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan nilai-nilai pancasila  dalam hidup,,tanpa harus bertindak nekat seperti sondang,,kita berjuang bersama-sama…teriakkin keadilan itu sama-sama.. membawa Negara ini kearah yang lebih baik,,dengan semangat sumpah pemuda yang masih kita rasakan hari ini,,ayo sobat-sobatku,,tidak ada kata terlambat untuk sebuah perubahan  tanah air ibu pertiwi kita..
merdeka…….
kalau kita hidup sekedar hidup,,babi hutan pun bisa hidup,,
kalau kita bekerja ,sekedar bekerja,kera juga bekerja…
(Buya Hamka)..

The end

Rookie arnold’s pamit….